JAKARTA, rambaberita.com – Dewan Pengurus Daerah Monitoring Penegakan Hukum Indonesia (MPHI) ambil sikap atas adanya temuan Balok Turap waduk Kampung Rambutan. Menurut Ketua DPD MPHI DKI Jakarta pihaknya telah menyurati Kepala Dinas Sumberdaya Air DKI Jakarta dan Direktur Utama Masa Matonia Abadi (MMA) (11/10/2022).
Ketua DPD MPHI, Darwin N Sinaga, SH. Kepada awak media mengatakan kalau patahnya balok turap dapat jadi dasar dugaan penyimpangan dalan pelaksanaan pekerjaan.
“Itu proyek Pemprov DKI Jakarta, sedari awal pasti sudah ada perencanaan, sehingga para ahli yang menjadi pemenang lelang dalam perencanaan sudah mempertimbangkan hal terburuk sesuai lokasi pekerjaan. Jadi kalau terjadi kerusakan pekerjaan di masa pekerjaan yang masih efektif ya patutlah kita duga ada indikasi kongkalikong di lapangan” tandas laki laki yang pernah mendapat pelatihan anti korupsi di KPK tersebut.
Lebih lanjut Darwin menambahkan kalau MPHI akan terus mengawal pekerjaan Pembangunan Waduk Kampung Rambutan, Waduk Cimanggis dan Waduk Sunter Selatan Sisi Timur beserta kelengkapannya (Lanjutan), hingga BAST pekerjaan dan akan menyampaikan semua temuan MPHI ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Angka kegiatan pembangunan waduk itu tidak kecil lo, sekitar Rp 23 miliar, sebagai masyarakat saya merasa memiliki kewajiban untuk turut memantau agar tidak terjadi kerugian keuangan Negara/Daerah” tambah Darwin.
Balok Struktur Turap Waduk Kp. Rambutan Patah
Masih menurut Darwin, dugaan kecurangan dalam bentuk pengistimewaan PT.MMA oleh Dinas SDA DKI Jakarta sudah terlihat sejak awal pekerjaan.
“Kalau di ikuti pemberitaan rambaberita.com , disebutkan pekerjaan dilakukan tetapi plang proyek belum dipasang, memangnya pengawas dari SDA maupun dari konsultan pengawas tidak pernah kelapangan?, sehingga tidak ada teguran atas hal sepele begitu?. Kemudian dalam gambar rencana disebutkan adanya cerucuk dan kondisi existing turap, mengapa berbeda dari temuan Lapangan yang diperoleh MPHI?. Atas hal hal yang masih jadi pertanyaan itu MPHI akan menunggu hasil akhir pekerjaan dan hasil audit BPK.” tutup Darwin.***j.laban