Pekanbaru, rambaberita.com – Konferensi Luar Biasa (KLB) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau akan berlangsung hari ini, Senin (11/12/2023) di Pekanbaru. KLB ini diselenggarakan untuk memilih ketua yang baru, karena ketua sebelumnya, Zulmansyah Sekedang, terpilih sebagai pengurus inti di DPP PWI Pusat.
Konferensi kali ini mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan, terutama dari tokoh-tokoh masyarakat Riau. Di samping karena PWI merupakan organisasi wartawan tertua dan terbesar di Indonesia, perhatian tersebut disebabkan figur yang muncul untuk menjadi ketua adalah seorang tokoh muda yang dikenal andal dan sarat pengalaman. Figur tersebut adalah Raja Isyam Azwar.
“Raja Isyam seorang jurnalis yang memulai karir dari bawah, dari reporter, dan mencapai puncak sebagai pemimpin redaksi di sebuah media terbesar di Sumatera, ” kata Kazzaini Ks, senior Raja Isyam ketika masih di Riau Pos.
Penilaian yang lebih spesifik dikatakan tokoh pers Rida K Liamsi. Menurutnya, Raja Isyam adalah tokoh muda Melayu dan wartawan yang andal. Ia punya jaringan luas. Selain itu, Raja Isyam memiliki karakter kepemimpinan yang kuat.
Sebagai wartawan, kata Rida, Raja Isyam memiliki pengalaman liputan yang beragam dan lengkap, mulai dari pelosok yang paling ceruk di Riau, sampai ke berbagai iven di Indonesia dan bahkan mancanegara.
“Saya mendukung penuh Isyam menjadi ketua PWI Riau. Insya Allah ia sukses,” ujar tokoh utama pendiri Riau Pos Group ini.
Pujian dan harapan juga disampaikan Saleh Djasit. Menurut mantan Gubernur Riau ini, Raja Isyam adalah sosok sangat berpengalaman dan banyak makan asam garam di lapangan. Pengalaman sebagai wartawan dan memimpin perusahaan media selama bertahun-tahun membuat kepemimpinannya tidak diragukan lagi.
“Sudah layak ia maju. Saya doakan ia sukses memimpin organisasi wartawan itu,” harap mantan jenderal TNI ini.
Mantan Bupati Siak, Arwin AS melihat sosok Raja Isyam Azwar adalah kawan yang enak diajak bicara. Sampai kini pun Arwin mengaku masih sering berkomunikasi.
“Isyam ni, enak orangnya untuk berkawan. Komunikatif. Komunikasi ke semua orang bagus dan ia pandai merawat hubungan dengan relasi-relasi,” sebut Arwin.
Lanjut Arwin, sebagai wartawan Isyam sangat piawai menangkap problem sosial masyarakat, mengkritisi hal-hal dengan sudut pandang positif.
“Ia tak segan mengingatkan dan selalu termotivasi untuk memberi masukan-masukan. Itu salah satu yang saya senang dengan Isyam. Ia juga berintegritas dan bekerja dengan hati. Gaya bicaranya yang blak-blakan adalah ciri khasnya. Tetapi selalu enak diajak diskusi. Syabas. Saya doakan, semoga Allah memberi berkah dan rahmat-Nya dan menunjukkan jalan yang baik kepada budak ni,” ujar tokoh yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan Siak ini.
Senada dengan itu, mantan Sekretaris Daerah dan juga Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit memberikan pandangan positif terhadap sosok Raja Isyam Azwar yang akan maju dalam kontestasi pemilihan ketua organisasi wartawan yang memiliki anggota terbanyak di Indonesia ini.
“Isyam kan sudah menggeluti dunia jurnalistik ini sejak lama. Kita tahulah bagaimana kredibilitas, kemampuan, dan profesionalitasnya,ā kata Mambang Mit.
Mantan Ketua Partai Demokrat Riau ini juga menekankan bahwa keistimewaan lain dari Raja Isyam ini adalah ia punya jaringan yang sangat luas, baik kalangan swasta apalagi pemerintah.
āPejabat mana di Riau yang tidak tahu dengan orang lama Riau Pos ini. Makanya saya yakin dengan jaringan dan kemampuan yang ia punya, Raja Isyam sangat layak maju dan memimpin PWI Riau ke depan,ā ungkap Mambang.
Dalam pada itu, di mata Riza Pahlevi, mantan Wakil Bupati Bengkalis, Raja Isyam Azwar yang ia kenal adalah pribadi yang santun dan dekat dengan berbagai pihak.
“Darah bajak laut dan pahlawan Raja Haji Fisabilillah yang mengalir di setiap inci pembuluh darah dalam dirinya, menjadikan Raja Isyam sebagai pribadi yang unik. Ada ketegasan dalam kelembutannya,” ungkap Riza sambil mengurai asal usul zuriat Isyam, perbancuhan Melayu dan Bugis.
Di catatan sejarah silam, ujar Riza, kelihaian dan kecerdikan Bugis mampu menjadi petinggi di Kerajaan Riau Johor Pahang. Salah satu penyebabnya adalah menggunakan pappasang to riolo, pesan para leluhur, yakni membawa bekal tiga ujung.
“Raja Isyam Azwar bahkan telah menggunakan dengan apik ujung keempat, yakni ujung penanya. Untuk tiga ujung yang lain, wallahuaālam,” ujar Riza sambil tertawa lebar.( Rls/edo).